Buah Karya Zuffar (4 tahun) |
Menjadi orang tua adalah konsekuensi logis dari sebuah pernikahan.
Siap menikah artinya siap untuk menjadi orang tua.
Orang tua, yang mana terdiri dari ibu dan ayah, memiliki andil yang sama dalam hal pengasuhan anak.
Adalah menjadi hal yang wajib bagi orang tua untuk memiliki visi yang sama dalam pola pengasuhan mereka. Konsistensi dalam perilaku, agar anak tidak bingung dengan aturan mainnya.
Saya memiliki berita baik dan buruk pada alinea ini.
Berita baiknya adalah, bahwa saat ini kesadaran orang tua untuk belajar ilmu parenting sudah semakin baik, banyak majelis ilmu tentang parenting tersebar di berbagai seminar dan kajian di masjid-masjid, sekolah pra-nikah, sekolah calon ibu dan ayah juga telah banyak bermunculan. Hal yang mungkin tidak didapatkan oleh orang tua kita dahulu.
Berita buruknya adalah, bahwa masih ada beberapa orang tua yang bahkan sudah belajar ilmu parenting, namun pada prakteknya mereka melupakan ilmu yang mereka dapat. Bagaimana mereka secara mudah meluapkan emosi kekesalan dengan amarah pada anak-anak mereka, melakukan kekerasan verbal, dan hal-hal negatif lain yang seharusnya tidak diekspresikan di depan anak-anak.
Hal ini tentu bukan tanpa dasar Saya percaya, tidak ada asap tanpa api. Tidak ada akibat tanpa sebab.
Coba telusuri masa kecilnya. Atau nggak usah jauh-jauh deh, coba kita telusuri masa kecil kita. Bisa jadi disanalah akar masalahnya.
Inner Child
Adalah masa lalu kita saat masih kecil.
Masa kecil, masa dalam kehidupan kita dimana waktu tidak terukur, kehidupan tampak sangat mudah, dan kekecewaan jarang sekali ada.
Begitukah masa kecil kita?
Bersyukurlah jika masa kecil Anda bahagia dan nyaman-nyaman saja.
Namun tak jarang juga banyak orang dewasa memiliki inner child yang kurang baik, perasaan takut ditolak, tidak percaya diri, tidak dihargai, dibandingkan, dan perasaan tak nyaman lainnya.
Bisa jadi, orang tua yang bermasalah dalam pola pengasuhan kepada anaknya, memiliki inner child yang buruk di masa lalu yang belum mereka selesaikan.
Kesalahan pengasuhan di masa lalu terulang pada generasi yang sekarang. Dan bukan menjadi hal yang tidak mungkin bahwa rantai ini akan terus berputar kecuali kita memutusnya.
Lalu bagaimana cara kita untuk memutus rantai tersebut?
Jawabannya Ada pada diri kita.
Terimalah Inner Child Anda di masa lalu, Inner Child yang mungkin tidak menyenangkan, bahkan Anda cenderung tidak nyaman lalu ingin tidak memikirkannya saja.
Cobalah untuk mencari, bukan mengabaikan, dan cobalah menerima kondisi Anda.
Terimalah bahwa itu adalah sebuah kesalahan. Dan perbaikilah.
Kesalahan perlu diperbaiki bukan? Kesalahan bukan untuk didiamkan :)
Kesalahan perlu diperbaiki bukan? Kesalahan bukan untuk didiamkan :)
Bahkan jika perlu Anda bisa menjadi orangtua bagi inner child Anda (re-parenting istilahnya).
Berilah afirmasi pada diri Anda, penghargaan, yang mungkin belum Anda dapatkan di masa kecil.
Dan terakhir, jangan biarkan sebuah kesalahan di masa lalu terulang kembali.
Terus berusaha untuk menjadi lebih baik.
Terus berusaha menjadi problem solver.
Terus berusaha menjadi problem solver.
Terus berusaha untuk belajar.
Karena kita adalah.... lifelong learner :)