Tau nggak, Allah tu sayaaaang banget sama kita.
Beberapa hari ke belakang saya terlalu fokus membangun salah satu brand bisnis saya.
Ngebet banget, ini harus selesai, ini harus sempurna.
Terlalu serius hingga melupakan hal2 dasar yang biasa saya lakukan.
Pagi2 masak, siang ngajakin main adek, sore ngerawat tanaman.
Saya sempat meninggalkan kebiasaan tersebut sekitar 1 - 2 bulan ke belakang.
Berdalih, toh belum ada tanggungan ini, bisa lah fokus ngejar impian dulu.
Mengikuti banyak kegiatan, menerima banyak job, meeting sana meeting sini, ketemu A B C D E, semua saya lakukan dengan harapan impian saya cepat tercapai, dan saya bisa mulai belajar bersosialisasi dengan lebih baik.
Banyak hal saya libas, memberanikan diri, mencoba sok menjadi wanita independen.
(Hmm, sepertinya kemarin saya bercerita tentang semangat dan kebahagiaan ini di postingan sebelumnya).
Hingga kemudian saya mendapat teguran.
Cukuplah ini menjadi kisah yang saya simpan.
Saya belajar, bahwa tidak baik sesuatu yang berlebihan.
Kita perlu menjaga agar semuanya seimbang.
Melakukan hal2 rumahan sederhana penting bagi kesehatan fitrah kita.
Boleh kok berhubungan dengan dunia luar, tapi sekedarnya saja.
Kita tetap memiliki koridor yang harus kita jaga, adab pergaulan perempuan dan laki-laki.
Jam malam seorang perempuan, kalo saya jam sore, hehe.
Kemampuan untuk memanajemen prioritas, apakah urgent sekali untuk keluar rumah?
Ataukah bisa dikerjakan tanpa keluar rumah?
Karena wanita, ada banyak hal yang harus dijaga.
Ada banyak hal yang menjadi PR untuk dipelajari.
Sudah baca buku apa hari ini?
Sudah khatam apa saja?
Buku apa saja yang belum?
Wishlist hingga kapan?
Kok isinya baca semua? Iyah, karena kita kudu gemar membaca, karena calon ibu kudu punya segudang pengetahuan.
Hal yang tak kalah penting, praktek, praktek, praktek.
Sibukkan diri tak hanya dengan duniawi, tapi ukhrawi yang seharusnya jadi prioritas diri.
Jadi, teguran itu tanda sayang kan 🥰