Semangat pagiiii.
Ijinkan pagi ini saya membagikan 'kedudulan' saya yang akhirnya berbuah pengalaman.
Saat itu saya baru nyampai rumah, sekembalinya dari jogja.
Seperti biasa, saya menyempatkan diri untuk sekedar ke halaman rumah, melihat hijaunya dedaunan yang menjadi salah satu sumber oksigen di rumah kami.
Hingga pandangan mata saya terhenti pada satu titik.
Benih apakah gerangan ini? Nempel dengan manisnya di pot tua nan lembab.
Sayapun terperanggah ketika melihat lebih dekat.
Gerombolan benih sejenis saya temukan tak jauh dari jatuhnya pandangan pertama saya.
Hei, ini kan gelombang cinta, a.k.a Anthurium, yang dulu sempat populer di 2014.
Nah ini, jangan-jangan anaknya, daunnya mirip, ahh jangan-jangan.
Saya terus menerka-nerka, sambil sedikit berlari kecil ke dalam rumah mengambil hp.
Seperti biasa, saya langsung googling tentang pembenihan gelombang cinta.
Dan benarlah, itu anaknya:D
Haaaa betapa girangnya. Sekaligus merasa dudul, karena seharusnya akan lebih mudah saat benih biji diambil sebelum tunas macam diatas.
Saya jadi ingat, dulu saat akun instagram saya masih berjaya sebelum kena hacker, saya suka mengumpulkan koleksi tanaman disana, saya ingat dulu pernah upload buah gelombang cinta ini lengkap dengan bijinya yang sudah merah-merah, yang baru saya tahu sekarang itu adalah 'masa panen' nya.
Saya ubek-ubek file di lepy, nihil, sepertinya saya tidak punya backup an foto yang saya unggah ke instagram, kedudulan kedua -_-
Tapiii, alhamdulillah saya masih nemu ini, foto ini diambil sebelum bijinya merah.
Catatat: Hati-hati bagi penderita Trypophobia, mungkin Anda akan merasa geli, jijik, mual, jantung berdebar, dan perasaan tidak nyaman lainnya setelah melihat gambar ini.
Nah, seharusnya saat dia sudah berbiji merah seperti di lingkaran merah, buruan diambil trus ditanem.
Kalo tidak, Anda akan mengalami nasib seperti saya, ngambilin satu-satu benih yang sudah tumbuh tunas, dan itu amat sangat super rawan sekali merusak morfologinya, hal yang paling sering terjadi adalah, tertinggalnya akar dan patahnya batang.
Maka berhati-hatilah, hehe saran ini buat saya sebenernya.
Tadaaaaa, setelah melalui proses yang lumayan butuh ketlatenan, pemindahan benih ke 'marang' (tempat nasi dariplastik) selesaiiii. Berikut penampakannya...
Jadi nggak sabar lihat mereka tumbuh besar :D
Sekian cerita pagi saya.
Sebagai penutup, saya jadi teringat kembali perkataan Pak Har, guru bahasa indonesia SMA saya, bahwa "Kebodohan harus dibayar mahal!".
Dan memang benar, pembayaran bisa oleh waktu, materi, tenaga, dan satu hal lagi yang sangat berharga, 'pengalaman' :)