Bijak Bersampah

By lieswa - 13.04

sumber gambar : www.freepik.com


Pernah melihat sampah berserakan usai sebuah acara?
Entah itu hajatan, pawai, event olahraga, atau bahkan dalam ruang seminar yang notabene diisi oleh orang-orang yang menginginkan perubahan menjadi lebih baik, katanya.
Apakah hal itu wajar?
Jika sampah masih merajalela, bisa jadi khalayak memang menganggap itu sebagai hal lumrah untuk dilakukan.

Tak perlu jauh-jauh, saat kita berkumpul dengan teman atau bahkan saudara sekalipun kadang hal tersebut masih terjadi.
Membuang sampah plastik dari cendela mobil.
Mengangkut sampah rumahtangga ke sungai.
Atau bahkan meninggalkan jejak saat piknik di suatu tempat bersama keluarga tercinta.

Terusik?

:)

Tak mudah memang merubah dunia, membuat segala tempat menjadi bersih seketika, mustahil.
Tapi tidak jika kita mulai melakukannya dari hal kecil.
Memberi kontribusi kecil meski tak terlihat, bagai semut dengan setetes airnya yang ikut memadamkan kobaran api yang membakar Nabi Ibrahim.

Lalu mulai dari mana?
Mulailah dari diri sendiri dulu.
Mulai dari keluarga kecilmu.
Ajarkan anak-anak bagaimana bijak dalam bersampah.
Bagaimana mereka tetap mengantongi sampah mereka di saku sampai menemukan tempat sampah untuk membuangnya.
Tanakan dalam diri mereka untuk tak hanya membuag sampah dengan baik tapi juga meminimalisir terjadinya sampah, dan ini yang lebih penting.

Lebih baik membawa botol minum dari rumah daripada membeli air mineral kemasan di sekolah, dsb.
Tak lupa, beri pemahaman tentang memilah sampah.

Memilah sampah? Rumitkah? 
Yapp, sedikit rumit jika kita meniru beberapa negara yang pengelolaan sampahnya bagus,  terlebih kita hidup di negara dengan budaya persampahan yang tidak terlalu bagus. 

Namun, jangan jadikan itu sebagai alasan untuk tak berbenah.
Kita selalu punya kesempatan untuk mulai aware dengan sampah, khususnya sampah kita sendiri, hasil dari kegiatan kita sendiri, yang seharusnya sudah menjadi tanggungjawab kita untuk mengelolanya. 

Mulai tanamkan kepada anak2 dan keluarga terdekat kita bahwa memilih dan memilah sampah sangat penting.
Ingat ajakan untuk buang sampah pada tempatnya?
Yap, buanglah sampah organik di tempat sampah khusus organik. Pun sebaliknya.

Jika masih susah memulai, awalilah dengan menggolongkannya menjadi 2 terlebih dahulu, organik (dapat diurai) dan anorganik/non organik (tidak dapat diurai tanah).
Biasakan anak-anak memilah kemudian membuang sampahnya sendiri di dalam rumah. 

Lalu dibawa kemana setelah tong sampah penuh?
Anda bisa membawa sampah anorganik ke tukang rosok.
Dan sampah organik bisa dimanfaatkan untuk kompos, cara yang paling mudah adalah membuat lubang khusus di dalam tanah, untuk daerah perkotaan anda bisa membuat komposter ataupun lubang biopori (semoga lain waktu ada bahasan tersendiri untuk ini, kalo ditulis sekarang jadi panjang, hihi).

Jadi, ayuk kita mulai pilah sampah rumah kitaa :D

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar